Rabu, 18 Desember 2013

9 KEUTAMAAN BER SEDEKAH DI JALAN ALLAH

Sahabat-sahabat Aji yang terkasih dan tersayang. banyak manfaat  yang kita dapatkan seandainya kita bersedekah.. Aji share dari http://www.sahabatyatim.org/artikel/9-keutamaan-sedekah/
Semoga memberi manfaat kepada kita semua..

9 Keutamaan Sedekah



Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Sungguh keajaiban sedekah ini memiliki keutamaan yang besar. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan  orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah. Semoga kita senantiasa diberinikmat dan kesadaran untuk bersedekah. 

 

Keutamaan Sedekah

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

1. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Adapun dalam hal diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:

رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.

من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة برهان

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

7. Membebaskan dari siksa kubur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‏إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:

مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil untuk bersedekah? Semoga dimudahkan ya akhiy, ukhty…


Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thabrani]

Jadi Relawan Yatim dan Dhuafa dengan Share Artikel ini atau dengan Mengirimkan Naskah Anda ke Email Redaksi di ; admin@sahabatyatim.org

KEISTIMEWAAN BERDOA DI HARI JUMAT


Sahabat-sahabat Aji yang terkasih dan tersayang.. Aji mau berbagi untuk waktu doa yang mungkin sekiranya bisa membantu kita agar cepat dikabulkan.
Insya Allah bermanfaat.

MISTERI DOA MUSTA'JAB DI HARI JUMAT



(Arrahmah.com) – Allah SWT melebihkan hari Jum’at dari hari-hari lainnya dalam sepekan dengan banyak keutamaan. Di antaranya pada hari Jum’at terdapat suatu waktu yang doa seorang muslim pada waktu tersebut dikabulkan oleh Allah SWT, selama memenuhi syarat-syarat dan adab-adab berdoa.

Keutamaan terkabulnya doa pada waktu mustajab tersebut disebutkan dalam beberapa hadits. Di antaranya,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً، لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ فِيهَا خَيْرًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ»، قَالَ: وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيفَةٌ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang muslim mendapati waktu tersebut dan berdoa kepada Allah memohon kebaikan, melainkan Allah akan memenuhi permohonannya.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu bersabda, “Waktu tersebut hanya sebentar.” (HR. Bukhari no. 6400 dan Muslim no. 852, dengan lafal Muslim)

Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai kapan waktu mustajab tersebut. Sebagian ulama menyatakan sejak bakda Shubuh. Sebagian lain menyatakan sejak khatib naik mimbar sampai waktu dilaksanakan shalat Jum’at. Sebagian lain menyatakan waktu khatib duduk sebentar di antara dua khutbah. Dan sejumlah pendapat lainnya.

Pendapat yang paling kuat menyatakan waktu tersebut adalah satu jam terakhir di sore hari, yaitu satu jam sebelum matahari terbenam pertanda waktu shalat maghrib telah masuk. Hal ini berdasarkan sejumlah hadits shahih berikut,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، قَالَ: قُلْتُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ: إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِ اللَّهِ: «فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُؤْمِنٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا شَيْئًا إِلَّا قَضَى لَهُ حَاجَتَهُ» . قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَأَشَارَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ» ، فَقُلْتُ: صَدَقْتَ، أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ. قُلْتُ: أَيُّ سَاعَةٍ هِيَ؟ قَالَ: «هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ» . قُلْتُ: إِنَّهَا لَيْسَتْ سَاعَةَ صَلَاةٍ، قَالَ: «بَلَى. إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ، لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ، فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ»

Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk, maka saya mengatakan, “Sesungguhnya kami (kaum Yahudi, sebelum ia masuk Islam, pent) mendapati dalam kitab Allah (Taurat, pent) bahwa pada hari Jum’at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang mukmin mendapati waktu tersebut saat ia melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah memohon suatu keperluan, melainkan Allah akan memenuhi keperluannya.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi isyarat kepadaku (Abdullah bin Salam) lalu bersabda, “Atau sebagian waktu (tidak satu jam penuh, pent).” Aku (Abdullah bin Salam) berkata: “Anda benar, memang sebagian waktu saja.” Abdullah bin Sallam lalu bertanya, “Waktu apakah ia?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Waktu (satu jam) terakhir dari waktu siang hari.” Abdullah bin Sallam berkata: “Tetapi waktu tersebut bukan waktu untuk shalat.”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Ia adalah waktu shalat. Sebab, jika seorang mukmin menunaikan shalat (Ashar) kemudian duduk di tempatnya menunggu shalat berikutnya (Maghrib), maka sesungguhnya selama itu tengah mengerjakan shalat.” HR. Ibnu Majah no. 1139, Al-hafizh Al-Bushiri berkata: Sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ – يُرِيدُ – سَاعَةً، لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا، إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ»

Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Hari Jum’at terdiri dari dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada suatu jam tertentu), melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah jam terkabulnya doa tersebut pada satu jam terakhir setelah shalat Ashar!” (HR. Abu Daud no. 1048 dan An-Nasai no. 1389, sanadnya baik, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, An-Nawawi, dan Al-Albani, dan dinyatakan hasan oleh Ibnu Hajar al-Aasqalani)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: التَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الجُمُعَةِ بَعْدَ العَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Carilah satu jam yang diharapkan pada hari Jum’at pada waktu setelah shalat Ashar sampai waktu terbenamnya matahari!” (HR. Tirmidzi no. 489, di dalamnya terdapat seorang perawi yang lemah bernama Muhammad bin Abi Humaid az-Zuraqi. Namun hadits ini diriwayatkan dari jalur lain oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Awsath dan dikuatkan oleh hadits Jabir bin Abdullah dan Abdullah bin Salam di atas)

Imam Sa’id bin Manshur meriwayatkan sebuah riwayat sampai kepada Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul dan saling berdiskusi tentang satu jam terkabulnya doa pada hari Jum’at. Mereka kemudian bubar dan tiada seorang pun di antara mereka yang berbeda pendapat bahwa satu jam tersebut adalah satu jam terakhir pada hari Jum’at.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari menyatakan riwayat imam Sa’id bin Manshur ini shahih. Beliau lalu berkata, “Pendapat ini juga dianggap paling kuat oleh banyak ulama seperti imam Ahmad bin Hambal dan Ishaq bin Rahawaih, dan dari kalangan madzhab Maliki adalah imam ath-Tharthusyi. Imam Al-‘Allai menceritakan bahwa gurunya, imam Ibnu Zamlikani yang merupakan pemimpin ulama madzhab Syafi’i pada zamannya memilih pendapat ini dan menyatakannya sebagai pendapat tegas imam Syafi’i.”

Wallahu a’lam bish-shawab.

(muhib almajdi/arrahmah.com)

Semoga semua Amalan kita diterima Oleh Allah SWT.

Amin

Kamis, 05 Desember 2013

AGAMA ITU NASIHAT BERHARGA

NASIHAT ITU SANGAT BERHARGA



Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh serta saling nasihat menasihati untuk menetapi kebenaran dan saling nasihat menasihati untuk menetapi kesabaran. ( Al- Ashr : 1-3)

Orang-orang yang beriman dan gemar beramal saleh pasti tidak ingin mengalami kerugian dalam kehidupan dunia dan di akhirat, yaitu kerugian yang telah pasti  dinyatakan oleh Allah Yang maha Perkasa bagi seluruh manusia. Kerugian jenis ini tidak sama dengan ruginya perdagangan, sebab merupakan kerugian yang sangat besar namun seringkali tidak disadari, bahhkan seolah merupakan keuntungan. kita ingin tergolong orang yang dikecualikan dari manusia yang merugi ini. di antara ciri manusia yang tidak akan merugi adalah sebagaimana yanng diungkapkan Allah dalam surat Al Ashr, yaitu senantiasa saling menasihati dengan kebenaran ( saling menasihati untuk melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah dan saling menasihati dengan kesabaran, Maksudnya saling menasihati  untuk bersabar menanggung musibah atau ujian)

Nilai tinggi nasihat

Surat Al Ashr ini amat penting karena mengandung pelajaran tentang nasihat yang sangat berharga dalam hidup pengikut Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam. Ada riwayat dari Imam At-thabrani dari Ubaidillah bin Hafsh yang menyatakan bahwa dua orang sahabat nabi bila bertemu, maka tidak berpisah kecuali membaca surat Al-Ashr, kemudian mengucapkan salam untuk perpisahan. Imam Ass-Syafi'i pernah mengatakan,

"Seandainya manusia mau merenungi kandungan surat Al-Ashr, pasti cukuplah itu bagi kehidupan itu bagi kehidupan mereka". (Lihat Mukhtashar Tafsir ibnu katsir, Juz III hal 674)

saat ini kita mendapati bahwa sebagai hamba Allah banyak sekali penyimpangan yang terjadi, baik dalam skala individu atau pun bermasyarakat. seorang muslim tidak boleh lepas dari kesadaran bahwa dirinya pasti punya dosa terhadap Allah. Karena itu dia wajib sering beristighfar. Dalam hubungannya dengan orang lain, dia tidak selalu berada dalam keadaan lurus dan benar, karena itu dia harus menerima tatkala ada orang yang menasihati dirinya. Dalam beberapa kesempatan bertemu dengan sahabat dan teman  baiknya dia berkata, "Tolong nasihati saya".

Dalam melihat orang lain, keluarga, sahabat, teman-teman:  dia pun mungkin  mendapati penyimpangan dan kekeliruan. karena sayang kepada orang tersebut ( ingin dia memperoleh kebaikan atau terhindar dari keburukan) maka dia wajib menasihati sesuai dengan kemampuan masing-masing. namun tidak jarang timbul salah pengertian. maunya  menasihati namun yang terjadi  adalah perkelahian. karena kebanyakan manusia sulit sekali menerima nasihat orang lain padahal nasihat itu sangat berharga  bagi dirinya. bahkan anak-anak zaman sekarang  sulit sekali menerima masukan pendapat dari Ayah Ibu, kakak, atau mereka yang lebih tua dari dirinya. Biasanya dengan alasan perbedaan zaman, sudah kuno, dan sebagainya. atau boleh jadi  bukannya nasihat yang disampaikan tetapi  kemarahan atau omelan yang tidak mengenakkan hati dan menimbulkan kemarahan pula.

kelak, orang-orang  yang enggan  menerima nasihat sahabat dan teman baiknya akan menyesal dan pada akhirnya mengakui bahwa yang disampaikannya adalah benar. kebenaran seringkali baru disadari belakangan, ketika nasi telah menjadi bubur. karenanya jangan tunda kebaikan manakala kita mengetahuinya.

orang beriman akan sangat berterima kasih bila ada orang yang mau menasihatinya.  ini tergambar dalam khutbah Abu Bakar Siddiq ketika Beliau diangkat menjadi Khalifah, pemimpin kaum Muslimin, "Aku telah diangkat menjadi pemimpin di anatara kalian, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. jika aku benar maka taatilah aku, tetapi jika aku salah luruskan ( nasihatilah) aku). kejujuran adalah amanah dan kedustaan adalah khianat. orang yang lemah di sisi kalian adalah orang yang lemah sehingga aku melaksanakan hak baginya dengan seizin Allah."

Seorang pemimpin berkualitas selalu siap dinasihati siapa pun, bahkan mempunyai tim khusus untuk menasihatinya karena menyadari kedudukan  dan fungsinya di tengah masyarakat. ini jelas tercermin dalam khutbah di atas. Abu Bakar As Shiddiq memiliki tanggung jawab yang besar untuk melakukan perbaikan ummat dan bangsa. Mengutamakan kaum yang lemah yaitu para fakir miskin, orang-orang yang teraniaya. dengan kesiapan menerima nasihat inilah seorang pemimpin dapat melakukan pembelaan dengan kewenangan, potensi, dan fungsinya bagi kaum yang terzalimi atau teraniaya.

wajib menasihati pemimpin

pemimpin suatu bangsa, siapa pun orangnya, adalah manusia biasa. dia adalah hamba Allah yang tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan kekeliruan. karena tidak ada seorangpun yang maksum - lepas dari kesalahan - kecuali para nabi. pemimpin yang baik akan meminta kepada rakyatnya untuk dikoreksi dan diperbaiki. menasihati pemimpin adalah bagian dari kewajiban setiap muslim. tetapi ada pemimpin yang  menolak diberi nasihat dan ada pemimpin yang senang diberi nasihat kendatipun hal itu akan merugikan dirinya.


mereka yang menolak nasihat adalah pemimpin zholim. kendati mereka mau dengar lembaga tertentu. misalnya legislatif - memberikan masukan, namun mereka telah merekayasa sehingga tindakan mereka bisa dibenarkan. bahkan mereka mau memberi apa saja asal legislatif mau menuruti kehendak mereka.

Pemimpin yang adil tentu saja menggemari nasihat dan peringatan.  sebagai comtoh adalah Umar bin Al khatab ra, pada suatu kesempatan  ketika banyak pembesar sahabat yang mengelilinginya tiba-tiba salah seorang sahabat berkata : Ittaqillaha ya Umar (bertqwalah kepada Allah wahai Umar)

Para sahabat yang mengetahui kedudukan keislaman Umar marah kepadanya, namun Umar R.A mencegah kemarahan sahabat-sahabatnya seraya berkata: Biarkanlah dia berkata demikian, sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya," itulah Umar yang termasuk dalam golongan sepuluh  orang yang mendapat kabar gembira dijamin masuk surga, beliau sangat perhatian terhadap setiap nasihat yang benar yang ditunjukkan kepadanya, beliau menganggap  nasihat yang  ditujukan bagi dirinya sangat berharga.

Setiap Muslim harus saling menasihati dan saling menerima berbagai nasihat yang baik dengan lapang Dada, bahkan harus berterima kasih kepadda yang mau memberi nasihat. bukannya marah atau menganggap  musuh mereka yang menasihati. Setiap orang yang menyadari bahwa dia akan mempertanggung jawabkan kepimpinannya serta segala perbuatannya di hadapan Allah tentunya sangat suka manakala ada yang mengingatkan tanggung jawab tersebut.

Hanya pemimpin yang bertaqwa dan takut kepada Allah yang lebih siap untuk dinasihati. pemimpin yang imannya lemah, akhlaknya buruk berpotensi menetang kemauan rakyat dan bersikap zhalim (aniaya) terhadap rakyatnya sendiri. Di antara hak seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bila dimintai nasihat oleh saudaranya tentang sesuatu maka ia harus memberinya, dalam artian ia harus menjelaskan kepada saudarnya itu apa yang baik dan benar. Dalam sebuah hadits disebutkan:
Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang dimintai) memberi nasihat. (HR Bukhari)

AGAMA ITU NASIHAT

Rasullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: "Agama adalah nasihat" Seorang sahabat bertanya, " Untuk siapa ya Rasullah?

" Nabi Muhammad menjelaskan, "Bagi Allah, bagi rasul-Nya, untuk para pemimpin umat islam dan untuk para orang awamnya. (HR. Bukhari)

Agama adalah nasihat, maksudnya bahwa sendi dan tiang tegaknya agama adalah nasihat. tanpa saling menasihati antara umat islam maka agama tidak akan tegak.

1. Agama adalah nasihat, maksudnya bahwa sendi dan tiang tegaknya adalah nasihat.  tanpa saling menasihati antara umat islam maka adama tidak akan tegak.
2. Agama adalah nasihat bagi Allah artinya: Sendi Agama adalah beriman kepada-Nya, tunduk dan berserah diri kepada-Nya lahir dan bathin, mencintai-Nya dengan beramal shalih dan mentaati-Nya, Menjauhi semua larangan-Nya serta berusaha untuk mengembalikan orang-orang yang  durhaka agar bertaubat dan kembali  kepada-Nya.
3.  Agama adalah nasihat bagi Rasullulah, makksudnya: Sendi tegaknya agama adalah dengan menyakini kebenaran risalahnya, mengimani semua ajaran-nya, mengagungkan-nya, mendukung agamanya menghidupkan sunnah-sunnahnya dengan mempelajarinya dan mengajarkannya, berakhlaq dengan akhlaqny, mencintai keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya,
4. Agama adalah nasihat bagi para pemimpin umat islam, maksudnya adalah bahwa tegaknya agama dengan mendukung dan mentaati mereka dalam kebenaran, mengingatkan mereka dengan kelembutan bila lalai/lengah, meluruskan mereka bila salah.
5. Agama adalah nasihat bagi orang awam dari umat islam (rakyat biasa bukan pemimpin), maksudnya bahwa tegaknya agama hanyalah dengan memberikan kasih sayang kepada orang-orang kecil, memperhatikan kepentingan mereka, mengajari apa-apa yanng bermanfaat bagi mereka dan menjauhkan semua hal yang membahayakan mereka dsb.