Selasa, 27 Oktober 2015

Keajaiban Alhamdulillah, Kalimat Ahli Sorga



Setiap kata memiliki makna dan setiap kalimat memiliki kekuatan. Islam pun memperhatikan masalah "kalimat" ini. Terbukti dengan banyaknya dzikir yang dianjurkan dibaca setiap hari.

Karena di balik kalimat-kalimat dzikir itu ada rahasia dan kekuatan yang tidak kita ketahui. Kali ini kita akan berhenti pada kalimat Alhamdulillah. Kalimat yang begitu ringan ini bukanlah sembarang kalimat. Al-Quran mengajarkan untuk mengucapkan kalimat ini disetiap kita mendapatkan kenikmatan. Tapi pernahkah kita satu detik saja terlepas dari nikmat Allah swt?

Fakta tentang kalimat Alhamdulillah

1. Kalimat Alhamdulillah adalah dzikir wajib bagi umat Islam pada setiap harinya. Kita harus mengucapkannya di setiap solat karena kalimat ini termasuk dalam Surat Al-fatihah. Dan tidak sah solat kita tanpa membaca Al-Fatihah.

2. Kalimat Alhamdulillah adalah salah satu perintah Allah kepada para Nabi. Setiap mereka mendapat kenikmatan, tak pernah lupa untuk berucap Alhamdulillah.

Ketika Nabi Nuh selamat dari badai banjir, Allah Memerintahkannya untuk mengucap Alhamdulillah.

--"Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, "Segala puji bagi Allah yang telah Menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim." (QS.Al-Mukminun: 28)

Ketika Nabi Ibrahim diberi keturunan, ia juga tak lupa mengucapkan Alhamdulillah.

--

"Segala puji bagi Allah yang telah Menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq Sungguh, Tuhan-ku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa." (QS.Ibrahim: 39)

Begitu pula dengan Nabi Daud dan Sulaiman ketika diberi ilmu oleh Allah swt,

--"Dan sungguh, Kami telah Memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, "Segala puji bagi Allah yang Melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman."(QS.An-Naml: 15)

Bahkan, Allah juga memberi perintah kepada kekasih-Nya, Nabi Muhammad saw untuk selalu mengucapkan Alhamdulillah. Dan Al-Quran menyebutkan perintah ini dalam beberapa kejadian, seperti:

-Ketika menyampaikan Ke-Esaan Allah

--"Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya (QS,Al-Isra: 111).

-Ketika memberi salam kepada "hamba yang terpilih" dan untuk menafikan kesyirikan.

--"Katakanlah (Muhammad), "Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba-hamba-Nya yang Dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)?" (QS.An-Naml: 59)

-Ketika membicarakan tentang tanda-tanda kebesaran Allah.

--"Dan katakanlah (Muhammad), "Segala puji bagi Allah, Dia akan Memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kebesaran)-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhan-mu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS.An-Naml : 93)

-Ketika membicarakan keagungan Sang Pencipta.

--"Dan jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan (air) itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah," tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS.Al-Ankabut : 63)

--Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah," tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS.Luqman : 25).

Selain menjadi dzikir para Nabi, ternyata kalimat Alhamdulillah tidak hanya digunakan di dunia saja. Di akhirat pun tak pernah lepas dari pujian kepada Allah swt.

Ketika Berada Didepan Pintu Surga

--"Mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah Menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami."(QS.Al-Araf : 43)

-- --Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah Memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah Memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki." Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. Dan engkau (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling Arasy, bertasbih sambil memuji Tuhan-nya; lalu diberikan keputusan di antara mereka (hamba-hamba Allah) secara adil dan dikatakan, "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS.Az-Zumar : 74-75).

Penutup Doa Ahli Surga

--Dan penutup doa mereka ialah, "Al-hamdu lillahi Rabbil alamin". (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam).(QS.Yunus : 10).

Alhamdulillah adalah pujian kepada Allah karena tidak ada yang layak dipuji di dunia hingga akhirat nanti kecuali Allah Sang Pemberi Nikmat.

--

"Dan Dia-lah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala puji bagi-Nya di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan dan kepada-Nya kamu dikembalikan." (QS.Al-Qashas : 70)

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur.. [ ]

Sumber khazanahalquran - See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2248267/keajaiban-alhamdulillah-kalimat-ahli-sorga#sthash.60kjnKmW.dpuf

Kamis, 05 Juni 2014

CARA MENJAGA KETAQWAAN DAN KEIMANAN

 MUTIARA HADITS 

{ DILUPAKAN OLEH AL QUR'AN }
    Abu Fauzan Usamah Al Junaedy.



Kaum Muslimin-Muslimat yang dimuliakan Alloh Subhaanahu wa Ta'ala.

Berdasarkan pengalaman Kami dibanyak tempat dan kesempatan berjumpa dengan banyak Ikhwah..

Sering Kita dengar atau mungkin tak sadar sering Kita mengucapkan kalimat:

"Aduh.. Saya Lupa Baca Al Qur'an..,
Yaah.. Saya Lupa Suroh dan Ayat itu.."

"Saya kok susah banget menghafal Al Qur'an..., Saya membaca Al Qur'an tapi gak membekas dihati..." dsb.

Pertanyaannya:
Apakah Kita yang Lupa atau Kita yang dilupakan oleh Al Qur'an..?

Jawabnya, mari Kita simak bersama Sabda Rosululloh Sholallohu 'Alaihi wa Sallam berikut:

بِئسَمَا لِأَحَدِهِمْ أَنْ يَقُولَ: نَسِيتُ آيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ، بَلْ نُسِّيَ. وَاسْتَذْكِرُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ صُدُورِ الرِّجَالِ مِنْ النَّعَمِ.
متفق عليه

“Buruk sekali orang yang berkata:
Aku lupa ayat ini dan ayat itu, akan tetapi (katakanlah) aku terlupakan.

Dan (untuk itu) bermudzakarah (mengingat-ingat) al-Qur’an-lah kalian, sesungguhnya al-Qur’an itu lebih mudah terlepas dari dada seseorang daripada binatang ternak.”

[HR. Al Bukhori no 4644, Muslim no. 1314-1317, At Tirmidzi no. 2466, An Nasaa'i no.934), dan al-Darimi no. 2627]

Maka Jelaslah bukan Kita yang lupa akan Al Qur'an dan Hafalannya tapi Al Qur'an lah yang melupakan Kita..!

Kenapa bisa begitu?

Karena banyak Faktor dari diri Kita sendiri, seperti:

1. Banyak melakukan Maksiat.
2. Makan dari penghasilan Haram.
3. Sombong dan Angkuh.
4. Hati dan fikiran yang Kotor.
5. Malas memuroja'ah Hafalan, dsb.

Bila Al Qur'an telah meninggalkan Kita maka waspadalah bisa jadi Kebarokahan Ilmu, Usia, dan Rizqi juga mungkin bisa saja hilang dari kehidupan Kita..

Na'udzubillahi Min Dzalik..!

Jagalah Ketaqwaan dan Keimanan Kita untuk Istiqomah bersama Al Qur'an (membaca, menghafal, dan mengamalkannya).

Wallohu A'lam bish Showab.
•••

Jumat, 23 Mei 2014

3 Pintu Neraka dan 3 Perangkap Syaitan

  3 Pintu Neraka dan 3 Perangkap Syaitan



Ada tiga pintu yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka:

. Pintu Syubhat, yaitu  apa2 yg bisa menimbulkan keraguan manusia trhadap agama اَللّهُ سبحانه وتعالى 

. Pintu Syahwat, yaitu apa2 yg bisa menimbulkan dorongan utk mendahulukan hawa nafsu drpd ketaatan kepada اَللّهُ سبحانه وتعالى 
dan upaya dalam menggapai ridha-Nya.

. Pintu amarah yaitu 
apa-apa yang bisa menimbulkan permusuhan manusia terhadap makhluk اَللّهُ سبحانه وتعالى lainnya.

Setiap orang yang berakal pasti menyadari bahwa syaitan tidak akan menemukan celah dan perangkap untuk memperdayai manusia kecuali melalui 3 hal, yaitu:

. Sikap boros dan berlebihan, sehingga semuanya serba melebihi kebutuhan. Karena yg lebih dr kebutuhan itulah yg menjadi perantara & jalan masuknya syaitan ke dlm hati manusia.

Cara menghindarinya adalah dengan memenuhi kebutuhan sesuai dengan keperluannya, baik dlm hal makan, tidur, bersenang-senang maupun beristirahat. 

Dengan ditutupnya celah masuk syaitan ini niscaya si syaitan tidak akan masuk melalui jalur ini.

. Lalai mengingat اَللّهُ سبحانه وتعالى, karena orang yang berdzikir kepada اَللّهُ سبحانه وتعالى selalu berada dalam lingkungan benteng dzikir. Manakala ia lalai berdzikir maka gerbang bentengnya akan terbuka sehingga syaitan bisa memasuki ke dalam bentengnya. Apabila telah merasuk ke dalam diri maka sulit baginya untuk mengusir syaitan.

. Membebani diri dgn hal apapun yg tidak penting.

Jika anda mampu menahan pahitnya disapih dari dunia maka sapihlah diri anda. Namun jika anda tidak kuat menahannya maka menyusulah seperlunya saja, karena kekenyangan itu membinasakan.

Penulis Ustadz:
Abdussalam Busyro, Lc   
  -- ~ ~ ~ ⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊ ~ ~ ~ --

Rabu, 18 Desember 2013

9 KEUTAMAAN BER SEDEKAH DI JALAN ALLAH

Sahabat-sahabat Aji yang terkasih dan tersayang. banyak manfaat  yang kita dapatkan seandainya kita bersedekah.. Aji share dari http://www.sahabatyatim.org/artikel/9-keutamaan-sedekah/
Semoga memberi manfaat kepada kita semua..

9 Keutamaan Sedekah



Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Sungguh keajaiban sedekah ini memiliki keutamaan yang besar. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan  orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah. Semoga kita senantiasa diberinikmat dan kesadaran untuk bersedekah. 

 

Keutamaan Sedekah

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

1. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Adapun dalam hal diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:

رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.

من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة برهان

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

7. Membebaskan dari siksa kubur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‏إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:

مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil untuk bersedekah? Semoga dimudahkan ya akhiy, ukhty…


Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thabrani]

Jadi Relawan Yatim dan Dhuafa dengan Share Artikel ini atau dengan Mengirimkan Naskah Anda ke Email Redaksi di ; admin@sahabatyatim.org

KEISTIMEWAAN BERDOA DI HARI JUMAT


Sahabat-sahabat Aji yang terkasih dan tersayang.. Aji mau berbagi untuk waktu doa yang mungkin sekiranya bisa membantu kita agar cepat dikabulkan.
Insya Allah bermanfaat.

MISTERI DOA MUSTA'JAB DI HARI JUMAT



(Arrahmah.com) – Allah SWT melebihkan hari Jum’at dari hari-hari lainnya dalam sepekan dengan banyak keutamaan. Di antaranya pada hari Jum’at terdapat suatu waktu yang doa seorang muslim pada waktu tersebut dikabulkan oleh Allah SWT, selama memenuhi syarat-syarat dan adab-adab berdoa.

Keutamaan terkabulnya doa pada waktu mustajab tersebut disebutkan dalam beberapa hadits. Di antaranya,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً، لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ فِيهَا خَيْرًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ»، قَالَ: وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيفَةٌ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang muslim mendapati waktu tersebut dan berdoa kepada Allah memohon kebaikan, melainkan Allah akan memenuhi permohonannya.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu bersabda, “Waktu tersebut hanya sebentar.” (HR. Bukhari no. 6400 dan Muslim no. 852, dengan lafal Muslim)

Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai kapan waktu mustajab tersebut. Sebagian ulama menyatakan sejak bakda Shubuh. Sebagian lain menyatakan sejak khatib naik mimbar sampai waktu dilaksanakan shalat Jum’at. Sebagian lain menyatakan waktu khatib duduk sebentar di antara dua khutbah. Dan sejumlah pendapat lainnya.

Pendapat yang paling kuat menyatakan waktu tersebut adalah satu jam terakhir di sore hari, yaitu satu jam sebelum matahari terbenam pertanda waktu shalat maghrib telah masuk. Hal ini berdasarkan sejumlah hadits shahih berikut,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، قَالَ: قُلْتُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ: إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِ اللَّهِ: «فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُؤْمِنٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا شَيْئًا إِلَّا قَضَى لَهُ حَاجَتَهُ» . قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَأَشَارَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ» ، فَقُلْتُ: صَدَقْتَ، أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ. قُلْتُ: أَيُّ سَاعَةٍ هِيَ؟ قَالَ: «هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ» . قُلْتُ: إِنَّهَا لَيْسَتْ سَاعَةَ صَلَاةٍ، قَالَ: «بَلَى. إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ، لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ، فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ»

Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk, maka saya mengatakan, “Sesungguhnya kami (kaum Yahudi, sebelum ia masuk Islam, pent) mendapati dalam kitab Allah (Taurat, pent) bahwa pada hari Jum’at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang mukmin mendapati waktu tersebut saat ia melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah memohon suatu keperluan, melainkan Allah akan memenuhi keperluannya.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi isyarat kepadaku (Abdullah bin Salam) lalu bersabda, “Atau sebagian waktu (tidak satu jam penuh, pent).” Aku (Abdullah bin Salam) berkata: “Anda benar, memang sebagian waktu saja.” Abdullah bin Sallam lalu bertanya, “Waktu apakah ia?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Waktu (satu jam) terakhir dari waktu siang hari.” Abdullah bin Sallam berkata: “Tetapi waktu tersebut bukan waktu untuk shalat.”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Ia adalah waktu shalat. Sebab, jika seorang mukmin menunaikan shalat (Ashar) kemudian duduk di tempatnya menunggu shalat berikutnya (Maghrib), maka sesungguhnya selama itu tengah mengerjakan shalat.” HR. Ibnu Majah no. 1139, Al-hafizh Al-Bushiri berkata: Sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ – يُرِيدُ – سَاعَةً، لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا، إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ»

Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Hari Jum’at terdiri dari dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada suatu jam tertentu), melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah jam terkabulnya doa tersebut pada satu jam terakhir setelah shalat Ashar!” (HR. Abu Daud no. 1048 dan An-Nasai no. 1389, sanadnya baik, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, An-Nawawi, dan Al-Albani, dan dinyatakan hasan oleh Ibnu Hajar al-Aasqalani)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: التَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الجُمُعَةِ بَعْدَ العَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Carilah satu jam yang diharapkan pada hari Jum’at pada waktu setelah shalat Ashar sampai waktu terbenamnya matahari!” (HR. Tirmidzi no. 489, di dalamnya terdapat seorang perawi yang lemah bernama Muhammad bin Abi Humaid az-Zuraqi. Namun hadits ini diriwayatkan dari jalur lain oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Awsath dan dikuatkan oleh hadits Jabir bin Abdullah dan Abdullah bin Salam di atas)

Imam Sa’id bin Manshur meriwayatkan sebuah riwayat sampai kepada Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul dan saling berdiskusi tentang satu jam terkabulnya doa pada hari Jum’at. Mereka kemudian bubar dan tiada seorang pun di antara mereka yang berbeda pendapat bahwa satu jam tersebut adalah satu jam terakhir pada hari Jum’at.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari menyatakan riwayat imam Sa’id bin Manshur ini shahih. Beliau lalu berkata, “Pendapat ini juga dianggap paling kuat oleh banyak ulama seperti imam Ahmad bin Hambal dan Ishaq bin Rahawaih, dan dari kalangan madzhab Maliki adalah imam ath-Tharthusyi. Imam Al-‘Allai menceritakan bahwa gurunya, imam Ibnu Zamlikani yang merupakan pemimpin ulama madzhab Syafi’i pada zamannya memilih pendapat ini dan menyatakannya sebagai pendapat tegas imam Syafi’i.”

Wallahu a’lam bish-shawab.

(muhib almajdi/arrahmah.com)

Semoga semua Amalan kita diterima Oleh Allah SWT.

Amin

Kamis, 05 Desember 2013

AGAMA ITU NASIHAT BERHARGA

NASIHAT ITU SANGAT BERHARGA



Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh serta saling nasihat menasihati untuk menetapi kebenaran dan saling nasihat menasihati untuk menetapi kesabaran. ( Al- Ashr : 1-3)

Orang-orang yang beriman dan gemar beramal saleh pasti tidak ingin mengalami kerugian dalam kehidupan dunia dan di akhirat, yaitu kerugian yang telah pasti  dinyatakan oleh Allah Yang maha Perkasa bagi seluruh manusia. Kerugian jenis ini tidak sama dengan ruginya perdagangan, sebab merupakan kerugian yang sangat besar namun seringkali tidak disadari, bahhkan seolah merupakan keuntungan. kita ingin tergolong orang yang dikecualikan dari manusia yang merugi ini. di antara ciri manusia yang tidak akan merugi adalah sebagaimana yanng diungkapkan Allah dalam surat Al Ashr, yaitu senantiasa saling menasihati dengan kebenaran ( saling menasihati untuk melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah dan saling menasihati dengan kesabaran, Maksudnya saling menasihati  untuk bersabar menanggung musibah atau ujian)

Nilai tinggi nasihat

Surat Al Ashr ini amat penting karena mengandung pelajaran tentang nasihat yang sangat berharga dalam hidup pengikut Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam. Ada riwayat dari Imam At-thabrani dari Ubaidillah bin Hafsh yang menyatakan bahwa dua orang sahabat nabi bila bertemu, maka tidak berpisah kecuali membaca surat Al-Ashr, kemudian mengucapkan salam untuk perpisahan. Imam Ass-Syafi'i pernah mengatakan,

"Seandainya manusia mau merenungi kandungan surat Al-Ashr, pasti cukuplah itu bagi kehidupan itu bagi kehidupan mereka". (Lihat Mukhtashar Tafsir ibnu katsir, Juz III hal 674)

saat ini kita mendapati bahwa sebagai hamba Allah banyak sekali penyimpangan yang terjadi, baik dalam skala individu atau pun bermasyarakat. seorang muslim tidak boleh lepas dari kesadaran bahwa dirinya pasti punya dosa terhadap Allah. Karena itu dia wajib sering beristighfar. Dalam hubungannya dengan orang lain, dia tidak selalu berada dalam keadaan lurus dan benar, karena itu dia harus menerima tatkala ada orang yang menasihati dirinya. Dalam beberapa kesempatan bertemu dengan sahabat dan teman  baiknya dia berkata, "Tolong nasihati saya".

Dalam melihat orang lain, keluarga, sahabat, teman-teman:  dia pun mungkin  mendapati penyimpangan dan kekeliruan. karena sayang kepada orang tersebut ( ingin dia memperoleh kebaikan atau terhindar dari keburukan) maka dia wajib menasihati sesuai dengan kemampuan masing-masing. namun tidak jarang timbul salah pengertian. maunya  menasihati namun yang terjadi  adalah perkelahian. karena kebanyakan manusia sulit sekali menerima nasihat orang lain padahal nasihat itu sangat berharga  bagi dirinya. bahkan anak-anak zaman sekarang  sulit sekali menerima masukan pendapat dari Ayah Ibu, kakak, atau mereka yang lebih tua dari dirinya. Biasanya dengan alasan perbedaan zaman, sudah kuno, dan sebagainya. atau boleh jadi  bukannya nasihat yang disampaikan tetapi  kemarahan atau omelan yang tidak mengenakkan hati dan menimbulkan kemarahan pula.

kelak, orang-orang  yang enggan  menerima nasihat sahabat dan teman baiknya akan menyesal dan pada akhirnya mengakui bahwa yang disampaikannya adalah benar. kebenaran seringkali baru disadari belakangan, ketika nasi telah menjadi bubur. karenanya jangan tunda kebaikan manakala kita mengetahuinya.

orang beriman akan sangat berterima kasih bila ada orang yang mau menasihatinya.  ini tergambar dalam khutbah Abu Bakar Siddiq ketika Beliau diangkat menjadi Khalifah, pemimpin kaum Muslimin, "Aku telah diangkat menjadi pemimpin di anatara kalian, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. jika aku benar maka taatilah aku, tetapi jika aku salah luruskan ( nasihatilah) aku). kejujuran adalah amanah dan kedustaan adalah khianat. orang yang lemah di sisi kalian adalah orang yang lemah sehingga aku melaksanakan hak baginya dengan seizin Allah."

Seorang pemimpin berkualitas selalu siap dinasihati siapa pun, bahkan mempunyai tim khusus untuk menasihatinya karena menyadari kedudukan  dan fungsinya di tengah masyarakat. ini jelas tercermin dalam khutbah di atas. Abu Bakar As Shiddiq memiliki tanggung jawab yang besar untuk melakukan perbaikan ummat dan bangsa. Mengutamakan kaum yang lemah yaitu para fakir miskin, orang-orang yang teraniaya. dengan kesiapan menerima nasihat inilah seorang pemimpin dapat melakukan pembelaan dengan kewenangan, potensi, dan fungsinya bagi kaum yang terzalimi atau teraniaya.

wajib menasihati pemimpin

pemimpin suatu bangsa, siapa pun orangnya, adalah manusia biasa. dia adalah hamba Allah yang tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan kekeliruan. karena tidak ada seorangpun yang maksum - lepas dari kesalahan - kecuali para nabi. pemimpin yang baik akan meminta kepada rakyatnya untuk dikoreksi dan diperbaiki. menasihati pemimpin adalah bagian dari kewajiban setiap muslim. tetapi ada pemimpin yang  menolak diberi nasihat dan ada pemimpin yang senang diberi nasihat kendatipun hal itu akan merugikan dirinya.


mereka yang menolak nasihat adalah pemimpin zholim. kendati mereka mau dengar lembaga tertentu. misalnya legislatif - memberikan masukan, namun mereka telah merekayasa sehingga tindakan mereka bisa dibenarkan. bahkan mereka mau memberi apa saja asal legislatif mau menuruti kehendak mereka.

Pemimpin yang adil tentu saja menggemari nasihat dan peringatan.  sebagai comtoh adalah Umar bin Al khatab ra, pada suatu kesempatan  ketika banyak pembesar sahabat yang mengelilinginya tiba-tiba salah seorang sahabat berkata : Ittaqillaha ya Umar (bertqwalah kepada Allah wahai Umar)

Para sahabat yang mengetahui kedudukan keislaman Umar marah kepadanya, namun Umar R.A mencegah kemarahan sahabat-sahabatnya seraya berkata: Biarkanlah dia berkata demikian, sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya," itulah Umar yang termasuk dalam golongan sepuluh  orang yang mendapat kabar gembira dijamin masuk surga, beliau sangat perhatian terhadap setiap nasihat yang benar yang ditunjukkan kepadanya, beliau menganggap  nasihat yang  ditujukan bagi dirinya sangat berharga.

Setiap Muslim harus saling menasihati dan saling menerima berbagai nasihat yang baik dengan lapang Dada, bahkan harus berterima kasih kepadda yang mau memberi nasihat. bukannya marah atau menganggap  musuh mereka yang menasihati. Setiap orang yang menyadari bahwa dia akan mempertanggung jawabkan kepimpinannya serta segala perbuatannya di hadapan Allah tentunya sangat suka manakala ada yang mengingatkan tanggung jawab tersebut.

Hanya pemimpin yang bertaqwa dan takut kepada Allah yang lebih siap untuk dinasihati. pemimpin yang imannya lemah, akhlaknya buruk berpotensi menetang kemauan rakyat dan bersikap zhalim (aniaya) terhadap rakyatnya sendiri. Di antara hak seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bila dimintai nasihat oleh saudaranya tentang sesuatu maka ia harus memberinya, dalam artian ia harus menjelaskan kepada saudarnya itu apa yang baik dan benar. Dalam sebuah hadits disebutkan:
Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang dimintai) memberi nasihat. (HR Bukhari)

AGAMA ITU NASIHAT

Rasullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: "Agama adalah nasihat" Seorang sahabat bertanya, " Untuk siapa ya Rasullah?

" Nabi Muhammad menjelaskan, "Bagi Allah, bagi rasul-Nya, untuk para pemimpin umat islam dan untuk para orang awamnya. (HR. Bukhari)

Agama adalah nasihat, maksudnya bahwa sendi dan tiang tegaknya agama adalah nasihat. tanpa saling menasihati antara umat islam maka agama tidak akan tegak.

1. Agama adalah nasihat, maksudnya bahwa sendi dan tiang tegaknya adalah nasihat.  tanpa saling menasihati antara umat islam maka adama tidak akan tegak.
2. Agama adalah nasihat bagi Allah artinya: Sendi Agama adalah beriman kepada-Nya, tunduk dan berserah diri kepada-Nya lahir dan bathin, mencintai-Nya dengan beramal shalih dan mentaati-Nya, Menjauhi semua larangan-Nya serta berusaha untuk mengembalikan orang-orang yang  durhaka agar bertaubat dan kembali  kepada-Nya.
3.  Agama adalah nasihat bagi Rasullulah, makksudnya: Sendi tegaknya agama adalah dengan menyakini kebenaran risalahnya, mengimani semua ajaran-nya, mengagungkan-nya, mendukung agamanya menghidupkan sunnah-sunnahnya dengan mempelajarinya dan mengajarkannya, berakhlaq dengan akhlaqny, mencintai keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya,
4. Agama adalah nasihat bagi para pemimpin umat islam, maksudnya adalah bahwa tegaknya agama dengan mendukung dan mentaati mereka dalam kebenaran, mengingatkan mereka dengan kelembutan bila lalai/lengah, meluruskan mereka bila salah.
5. Agama adalah nasihat bagi orang awam dari umat islam (rakyat biasa bukan pemimpin), maksudnya bahwa tegaknya agama hanyalah dengan memberikan kasih sayang kepada orang-orang kecil, memperhatikan kepentingan mereka, mengajari apa-apa yanng bermanfaat bagi mereka dan menjauhkan semua hal yang membahayakan mereka dsb.

Senin, 11 November 2013

TANDA - TANDA KEMATIAN


Sahabat - Sahabat ku yang terkasih.. dalam hidup ada kelahiran dan kematian.. Kita sebagai insan yang hidup.. dapat melihat sebuah kelahiran.. Sehingga kita dapat mempersiapkan segalanya agar kelahiran terjadi dengan baik dan lancar..
Namun adakah dari Sahabat yang dapat melihat kematian.. Sungguh itu sangat diharapkan dari kita semua.. Sehingga kita dapat mempersiapkan diri kita dengan baik..
Sedikit, Mungkin Aji memberikan Tanda-Tanda apakah kematian telah menghampiri kita.. Bukan untuk menakuti, tapi untuk mengetahui sedikit.. sehingga kehidupan kita kelak setelah kematian tidak lebih berat..
Insya Allah


| TANDA-TANDA KEMATIAN |

Allah telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian.

Tanda 100 hari menjelang ajal :
Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya, Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa.

Tanda 40 hari menjelang kematian :
Selepas Ashar, jantung berdenyut-denyut. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur. Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari.

Tanda 7 hari menjlang ajal :
Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan. Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu.

Tanda 3 hari menjelang ajal :
Terasa denyutan ditengah dahi. Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.

Tanda 1 hari sebelum kematian :
Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun, menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya.
Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat.

Sahabatku yang budiman, subhanAllah, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya. Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng-kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup. Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya. SubhanAllah. Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang-orang yang terpilih. Dan semoga kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada. Aamiin.

--- Semoga Bermanfaat ---

Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini kesemua teman mu , Insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu

Senin, 15 Juli 2013

KEUTAMAAN SHALAT DHUHA

Tata Cara Sholat Dhuha, Doa Setelah Dhuha Serta Keutamaannya 



Assalamualaikum Wr. Wb,

Sahabat Aji yang Tercinta.. Pasti sudah banyak buku buku tata cara melaksanakan Sholat Dhuha, ini saya tulis kembali mungkin bermanfaat dan tuntunan bagi teman2 yang belum mengetahui atau yang belum lengkap mengenai tuntunan pelaksanaan sholat dhuha, Tata cara dibawah ini mungkin bisa membantu teman2 untuk beristiqomah dalam melaksanakan sholat sunnah dhuha :

1.      Waktunya : Sejak Terbit Matahari sampai dengan akan masukknya  matahari di titik  atau sekitar pukul 08.00 s/d 11.00.



2.     Pelaksanaannya    : Dilaksanakan dua raka’at sekali salam

3.     Jumlah Roka’at     : Paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak 12 raka’at

4.     Niatnya              : Usholli Sunnatadh dhuha Rok’ataini Lil laahi ta’aalaa

5.     Bacaan suratnya  : a. S.Asy - Syamsu. b. S.Al - Lailu. atau a. S.Adl - Dhuha b. S.Asy - Syarch

6.     Hikmahnya           : a. Diampuni kesalahan & dosanya. b. Dilapangakan usaha - rezekinya. c. Dimantapkan iman dan takwanya.

7.     * Niat shalat dhuha

Didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram :

“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa.”

“Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah ta’alaa.”

* Membaca doa Iftitah

* Membaca surat Al-Fatihah

* Membaca satu surat didalam Al-Quran

- Surat Asy-Syamsu

- Surat Al-Lailu

- Surat Adh-Dhuha

- Surat Asy - Syarch

- (Atau surat Al-Quran lainnya yang telah kita hafal)

* Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali

* I’tidal dan membaca bacaanya

* Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali

* Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya

* Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali

* Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah  selesai maka membaca salam dua kali.

8.     Doa setelah sholat dhuha adalah sebagai berikut :

A.    Bismillaahir rochmaanir rochim. … Alhamdulillaahi robbil-aalamin. Washsholaatu wassalaamu ‘alaa sayyidii muchammadin sholaatan tuwassi’u bihaa ‘alayyal-arzaaq, wayuchsinu bihaa liyal akhlaaq. Allaahumma sholli ‘alaa sayyidii muchammadin yubaariku lii bihaa fiiamwaalii, wa yastaqimu bihaa achwaali wa’alaa aalihii wa aschaabihi wasallim ajma’iin

(Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Semoga sholawat serta salam tetap atas pemimpinku Muhammad, yang dengan sholawat itu semoga dapat meluaskan rezeki atasku, dan membaikkan akhlaqku. Ya Allah limpahkan sholawat atas pemimpinku Muhammad, yang dengan sholawat itu dapat memberkahi harta bendaku, dan meluruskan tingkah lakuku, dan atas keluarga dan para sahabat beliau seluruhnya semoga Engkau berikan keselamatan)

B.    Alaahumma asbchtu wabika amsaitu wabika achyaa wabika amuutu wailaikan nusyuur. Allahumma inni as-aluka khoiro haadzal-yaum, fatchahu wanashrohu wa nuurohu wabarokatahu. Allahumma inni as-aluka khoiro haadzal-yaum wa khoiro maa fiihi, wa a’uudzubika min syarri haazal-yaum wa syarri maa fiihi. Allahumma maa asbacha bii min-ni’matin au biachadin min cholqika faminka wachdaka laa syarika laka, falakal chamdu walakasy-syukru’alaadzaalika

(Ya Allah atas nama-Mu aku memasuki waktu pagi, dan dengan-Mu aku memasuki waktu sore, dengan-Mu aku hidup dan dengan-Mu pula aku mati, serta kepada-Mu aku kembali digiring. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikkan hari ini, pembukaannya, pertolongannya, cahannya, dan keberkahannya. Ya Allah, Sungguh aku mohon kepadamu kebaikkan hari ini dan kebaikkan apa saja yang ada pada hari ini, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan apa saja yang ada pada hari ini. Ya Allah, apapun macamnya nikmat yang aku rasakan pagi ini atau dengan siapapun dari makhluqmu aku bertemu pagi ini, maka semuanya dari Engkau sendiri, tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala puji dan sanjung serta syukur untuk-mu atas semuanya itu)

C.    Allahumma innad dhuhaa – A dhuha uka, Wal jamaala jamaa-luka, Wal bahaa-a bahaa-uka, Wal qudrota qudrotuka, Wal quwwaata quwwatuka, Wal Ishmata ishmatuka. Allahumma inkaana rizqi fis-samaa-i fa-anzilhu, wainkaana fil-ardli fa akhrijhu, Wainkaana mu’siron fayassirhu, Wainkaana ba’iidan faqorribhu, Wainkaana charooman fathohhirhu, Bichaqqi dhuhaaika, wajaamalika, wabahaaika, waqudrotika, waquwwatika, waishmatika, aatini maa’ataita ‘ibaadakash-sholichiin.

(Ya Allah sesungguhnya waktu dhuha adalah dhuha-Mu, dan keindahan adalah keindahan-Mu, dan kebagusan adalah kebagusan-Mu, dan kemampuan adalah kemampuan-Mu, dan kekuatan adalah kekuatan-Mu, serta perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah apabila rizqiku berada dilangit maka mohon turunkanlah, bila di bumi mohon keluarkanlah, bila sulit mudahkanlah, bila jauh dekatkanlah, dan bila haram bersihkanlah, dengan haq dhuha-Mu, keindahan-Mu, kebagusan-Mu, kemampuan-Mu, kekuatan-Mu dan perlindungan-Mu, berikanlah kepadaku apa saja yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu Yang sholeh)

D.    Allahumma innii ujibu da’wataka washollaitu faridlotaka, wantasyartu kamaa amartanii, farzuqnii minfadllika rizqon chalaalan thoiyyban mubaarokaa, wa anta khoirur rooziqin

(Ya Allah , sesungguhnya aku telah memenuhi panggilan-Mu, dan aku telah sholat yang telah Engkau wajibkan, serta aku telah menyabar berusaha sebagaimana yang telah Engkau perintahkan, maka berilah aku rizqi dan keutamaan-Mu berupa rizqi yang halal, yang baik dan barokah, dan Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi rizqi)

E.    Allahumma yaa ghoniyu yaa chamid, yaa mubdiiu yaa mu’iid, yaa rochimu yaa waduud, aghnini bichalaalika ‘an charomik, wabithoo’atika ‘an ma’shiyatik, wabifadllika’anman siwaak.

(Ya Allah, Wahai Dzat Yang Maha Kaya dan terpuji, yang memulai dan mengembalikan, yang maha penyayang dan pengasih, kayakanlah aku dengan rizqi halal-Mu jauh dari yang Kau haramkan, berilah kami ketaatan untuk menjauhi maksiat kepada-Mu, dan berilah kami dari keutamaanMu jauh selain Kamu)

F.    Allahumma ij’al ausa’a rizqika ‘allayya ‘inda kibari sinni wa inqithooi ‘umrii, laailaaha illaa anta subchaanaka inni kntu minadh-dhoolimiin.

(Ya allah, jadikanlah luasnya rizqiMu kepadaku ketika di usia lanjut (Tua)ku, dan akan putusnya umurku, tidak ada Tuhan kecuali Engkau sesungguhnya aku berada dalam golongan orang-orang yang aniaya)

G.    Allahumma sholli wasallim wabaarik’alaa sayyidina muchammadin wa ‘alaa aalihii bi’adadi anwaa’irrizqi walfutuuchaat, yaa baasithu alladzii yabsuthur-rizqon liman yasyaa-ubughoiri chisaab. Ubsuth ‘alaiyya rizqon min kulli jihatin min makhluuq, wa machdli babzlika wakaromika bighoiri chisaab

(Ya Allah, Limpahkan sholawat, keselamatan dan barokah kepada pemimpinku Muhammad dan keluarga beliau, dengan sejumlah bilangan berbagai rezqi dan terbukanya rahmat, wahai dzat pelapang rizqi, yang melapangkanrizqi kepada siapapun yang dikehendaki tanpa perhitungan, lapangkanlah atasku rizqi dari segala arah dari perbendahaan ghoibMu dengan tanpa makhluq lain yang mencari-cari kesalahan (iri hati) hanya karena anugerah dan kemulian serta kedermawananMu dan kemuliaanMu yang tanpa perhitungan itu)

H.    Subchaana robbika robbil-izzati ‘am maa yashifuun, wasalaamun ‘alalmursaliin, wal-chamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

(Maha suci Tuhan yang maha mulia dari segala apa yang mereka sifatkan, dan keselematan semoga dilimpahkan kepada para utusan, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam)

9. Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha

Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:

1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia 

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:

“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar

Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata: Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”

Mereka menjawab;  “Ya!
Rasul saw berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.”

(Shahih al-Jami`: 634)

4. Memeroleh ganjaran di sore hari

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata: Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”

(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

5. Pahala Umrah

Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..”

(Shahih al-Jami`: 6346).

6. Ampunan Dosa

“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Dengan mengetahui tata cara, niat dan keutamaan shalat Dhuha diatas, semoga menjadi pedoman untuk selalu melaksanakan shalat sunah dhuha dengan benar. Dengan niat karna Allah, semoga mendapat pahala dan tempat yg baik di akhirat nanti. Amin..

Mohon maaf mungkin ada kekeliruan ketik dan bacaan mohon dikoreksi

….. semoga bermanfaat

Wa alaikumSalam Wr. Wb

Sumber dari buku “Jamaah Mabruro”

Sabtu, 13 Juli 2013

SELAMAT MENJALANKAN PUASA 1434H

 

Assalamualaikum Wr.Wb .. 

Sahabat-sahabat ku yang Aji sayangi dan cintai.. Aji mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa di Ramadhan ini 1434H.

Seandainya ada mungkin salah' kata mohon dimaafkan. Semoga ibadah kita di tahun ini menjadi berkah ke depan..

Amin.. Amin.. Ya Rabbal Alamin. 

Waalaikum Salam Wr.Wb.